Ada 10 unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) PLN Indonesia Power, yang berkontribusi pada perdagangan karbon perusahaan pada 2023 yakni Suralaya, Banten 1 Suralaya, Adipala, Ombilin, Labuan, Pangkalan Susu, Lontar, Pelabuhan Ratu, Labuan Angin, dan Teluk Sirih.
"PLTU Suralaya menjadi penyumbang penurunan karbon terbesar yaitu sekitar 1,5 juta ton CO2," ujarnya.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Menurut Edwin, capaian dan target perdagangan karbon PLN Indonesia Power itu akan membantu pemerintah dalam mencapai target NDC pada 2030 dan NZE pada 2060.
"Dengan dilaksanakannya carbon trading oleh PLN Indonesia Power, maka kami berkontribusi dalam menekan laju perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, hal ini juga selaras dengan berbagai upaya pemerintah," jelasnya.
PLN Indonesia Power, lanjut Edwin, juga berupaya untuk terus meningkatkan penurunan emisi GRK secara nasional melalui kolaborasi dengan berbagai pihak dan membuka kesempatan kerja sama dalam perdagangan karbon.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
[Redaktur: Frans Dhena]