Berdasarkan laporan keuangan konsolidasikan PLN, peningkatan laba periode berjalan ini dipicu oleh lonjakan pendapatan usaha sebesar 11% menjadi Rp234,52 triliun selama Januari-Juni 2023 dari Rp211,66 triliun pada periode yang sama 2022.
Pendapatan usaha ini pun terdiri dari lonjakan penjualan tenaga listrik yang mencapai Rp159,97 triliun, lalu penyambungan pelanggan Rp584,3 miliar, subsidi listrik pemerintah Rp32,07 triliun, pendapatan kompensasi Rp37,86 triliun, dan lain-lain Rp4 triliun.
Baca Juga:
Mudahkan Pelanggan Bayar Listrik, PLN Mobile Jalin Kolaborasi dengan MotionPay
Sementara jumlah beban usaha meningkat menjadi Rp202,23 triliun dari Rp175,48 triliun. Dengan demikian, laba usaha turun menjadi Rp32,28 triliun dari Rp36,18 triliun pada Semester I 2022.
Namun demikian, perseroan mendapatkan keuntungan kurs sebesar Rp11,24 triliun pada Semester I 2023, dari rugi kurs Rp5,35 triliun pada Semester I 2022.
Adapun beban keuangan pada Semester I 2023 sebesar Rp11,03 triliun, naik dari beban keuangan pada periode yang sama 2022 sebesar Rp9,73 triliun.
Baca Juga:
Mudahkan Pelanggan Bayar Listrik, PLN Mobile Jalin Kolaborasi dengan MotionPay
Dengan demikian, laba sebelum pajak pada Semester I 2023 sebesar Rp33,01 triliun, naik 51% dari Rp21,91 triliun pada Semester I 2022.
[Redaktur: Mega Puspita]