WahanaNews - Malut | PT PLN (Persero) telah mengoperasikan 266 pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) dengan total kapasitas 18,9 gigawatt (GW).
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, perseroan tengah berupaya untuk mengembangkan kapasitas listrik dari sumber energi terbarukan tersebut untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
“PLN bertekad terus mengembangkan teknologi ketenagalistrikan yang berbasis hidro untuk mengurangi ketergantungan kita pada energi fosil,” kata Darmawan seperti dikutip dari siaran pers, Senin (10/7/2023).
Darmawan menuturkan, total konsumsi air PLN mencapai 24 juta metrik ton sepanjang 2022. Konsumsi air ini sebagian besar digunakan untuk kegiatan operasional pembangkitan dan juga domestik.
“Kami mengedepankan aspek keberlanjutan dalam penggunaan air ini. Kami juga melakukan efisiensi penggunaan air sehingga bisa mengurangi volume air baku yang dikonsumsi," kata dia.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Dia mencontohkan, PLN menggunakan air dengan sistem closed cycle atau penggunaan kembali sehingga meminimalisir limbah. PLN mengedepankan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) dalam pemanfaatan air untuk bisa mendukung efisiensi.
"Program efisiensi air ini justru berkontribusi pada masyarakat melibatkan stakeholder seperti kelompok masyarakat untuk penyediaan air dari sumber lain,” imbuhnya.
Adapun program efisiensi air yang dilakukan PLN mampu menurunkan pemakaian air untuk operasional pembangkitan dan kegiatan pendukung sebesar 23,12 juta metrik ton dari 33 pembangkit di PLN lewat prinsip 3R.
Dalam acara rangkaian workshop side event menuju The 10th World Water Forum pada 2024 dengan tema 'Water for Shared Prosperity' yang diselenggarakan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, PLN menunjukkan komitmennya dalam pemanfaatan air yang berkelanjutan.
Sementara, Direktur Jenderal (Dirjen) Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR), Herry Trisaputra Zuna menjelaskan, pengelolaan air yang berkelanjutan menjadi prioritas pemerintah saat ini. Hal ini sejalan dengan prinsip enviromental, social, and governance (ESG) dan Sustainable Development Goals (SDGs).
"Pemerintah saat ini melakukan berbagai upaya untuk bisa meningkatkan pengelolaan air yang berkelanjutan. Pengelolaan air yang berkelanjutan berperan penting pada perubahan iklim dan kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.[mga]