WahanaNews - Malut | Harga kopra di Maluku Utara (Malut) sejak akhir 2022 hingga awal 2023 mengalami terjun bebas. Itu sebabnya, membuat para petani kelapa, khususnya di Halmahera Utara mengeluh.
Kendati demikian, mereka tetap mengelola kopra walau perekonomian sedang mengncam.
Baca Juga:
PLN Hadirkan SuperSUN, Siswa di Kepulauan Maluku Utara Kini Belajar Digital Sepanjang Hari
Salah satu petani asal Tobelo Utara, Dino mengatakan, seharusnya harga kopra turun sesuai dengan harga kebutuhan pokok.
"Harga kopra makin turun, tetapi harga barang naik. Ini yang buat kami tambah susah," tutur Dino, dikutip Senin (13/2/2023).
Padahal, menurutnya, harga kopra bulan lalu menyentuh sampai diharga Rp10 ribu perkilonya.
Baca Juga:
Dukung Elektrifikasi 100 Persen, ALPERKLINAS Sambut Positif Program Listrik Gratis Maluku Utara
Namun sayangnya, sekarang jauh di bawah itu, yakni Rp5 ribu per kilonya atau turun sebesar 50 persen.
"Kalau Rp 10 ribu per kilogram, torang pasti sananglah,” imbuh Dino dengan logatnya.
Apalagi, kata dia, mengelola kopra butuh biaya yang besar juga, sehingga kiranya perlu diperhatikan, terutama oleh pemerintah daerah.