Malut.WahanaNews.co | Kesuksesan pelaksanaan Festival Kampung Nelayan Tomalou (FKNT) sejak 7-14 Maret 2022 tak lepas dari dukungan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Maluku Utara (Malut).
FKNT dengan tema “menjaring kekuatan di atas sampan” dibuka oleh Menteri KKP RI Wahyu Sakti Trenggono dan ditutup Wakil Gubernur M Al Yasin Ali pada Selasa (14/3/2022) malam.
Baca Juga:
Kasus Izin Tambang Malut Didalami KPK, Lewat Istri Tersangka
Kadis DKP Malut, Abdullah Assagaf mengaku bangga dan terharu suksesnya FKNT 2022, meskipun ditengah pandemi Covid-19. Event ini sempat tertunda tahun lalu karena maraknya penyebaran wabah.
“Satu hal yang membuat saya bangga dan terharu, meskipun ditengah ancaman pendemi ternyata tidak menyurutkan semangat panitia maupun segenap komponen masyarakat untuk terus bekerjasama dan bergotong royong,” kata Abdullah penuh haru di hadapan masyarakat Tomalou
FKNT merupakan acara lokal namun berkat dukungan semua pihak serasa acara internasional. FKNT, menurut dia, bukan sekadar hajatan seremonial saja, akan tetapi ada tekad yang kuat dari pemerintah daerah, terutama DKP.
Baca Juga:
Putri Indonesia Malut 2022 Akui Terima Uang Rp200 Juta dari Eks Gubernur Malut
DKP menjadikan FKNT sebagai mesin pendorong pertumbuhan ekonomi nelayan dan peningkatan daya saing sentra nelayan, sehingga bisa berdampak langsung pada percepatan pembangunan ekonomi dalam menjawab kebutuhan kesejahteraan nelayan Tomalou khususnya.
Pembangunan Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) di Kampung Nelayan Tomalou ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri KKP RI kemarin tentu saja merupakan titik balik atas kebangkitan sektor perikanan di Maluku Utara yang dimulai dari Kampung Nelayan Maju Tomalou.
Abdullah menyatakan, selain bertujuan memutar roda ekonomi nelayan dan meningkatkan daya saing suatu daerah, tujuan lain FKNT yang tidak kalah penting adalah menghimpun dan memperkuat silaturrahmi sesama nelayan di Maluku Utara.
“Sebab ajang seperti FKNT ini merupakan medium untuk mendiskusikan permasalahan nelayan yang tengah dihadapi maupun yang akan dihadapi kedepan,” jelasnya
Disamping itu, kegiatan FKNT juga secara tidak langsung telah menggali nilai sekaligus menjadi alarm pengingat bagi generasi kekinian.
“Jika akar tradisi kebudayaan orang Tomalou bahkan Kota Tidore Kepulauan sejatinya menjadi jati diri sebagai bangsa pelaut yang unggul,” ucapnya.[gab]