Malut.WahanaNews.co | Festival Kampung Nelayan Tomalou (FKNT) di Tidore Kepulauan, Maluku Utara dengan tema 'Menjaring Kekuatan diatas Sampan' resmi dibuka oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI Wahyu Sakti Trenggono, Senin (7/3/2022).
Menteri Trenggono didampingi sejumlah petinggi KKP RI, Staf Ahli Prof. Rokhmin Dahuri, Gubernur KH. Abdul Gani Kasuba, Anggota Komisi IV DPR RI Alien Mus, Anggota DPD RI Namto Hui Roba, Ketua DPRD Malut Kuntu Daud dan jajarannya, Wali Kota Tidore Capt. Ali Ibrahim, Wawali Tidore Muhammad Senen, serta Forkopimda.
Baca Juga:
Polsek Bagan Sinembah Gelar Kegiatan Launching Gugus Tugas Polri dan Ketapang.
Ribuan masyarakat dan tamu undangan begitu antusias menyaksikan langsung pembukaan event tahunan ini. Para tamu VVIP dan para pengunjung disuguhkan dengan tarian kolosal anak-anak muda Tomalou yang membuat acara semakin meriah.
Menteri Trenggono dalam sambutannya menyampaikan bahwa sebuah penghargaan bagi dirinya dapat hadir dalam acara FKNT yang melibatkan jajaran pusat dan daerah.
"Acara ini kita yakini akan mendorong inovasi produktivitas dan kreativitas masyarakat nelayan yang akan Menghadapi tantangan global sekaligus menggalang kampanye gerakan cinta laut untuk melestarikan sumber daya perikanan dan kelautan," ujar Trenggono
Baca Juga:
Ribuan Masyarakat Teluk Mega dan Sedinginan Bersatu Pilih Asset.
Disampaikan, Indonesia adalah negara kepulauan, lebih khusus di Maluku Utara memiliki luas laut yang lebih besar dari daratan. Serta memiliki banyak pulau baik kecil maupun yang besar dan berpenghuni.
Untuk itu, sebagai daerah kepulauan, kata Meteri KKP RI, sudah saatnya laut menjadi halaman rumah, bukan lagi menjadi halaman belakang. "Untuk itu kepada seluruh pimpinan daerah pesisir, saya meminta untuk melakukan kegiatan sosialisasi untuk menjadikan laut sebagai halaman depan kita," harap Trenggono
Sementara, Gubernur KH. Abdul Gani Kasuba dalam sambutannya menyampaikan bahwa lautnya saat ini sudah ada yang tercemari oleh limbah, termasuk yang dihasilkan oleh pertambangan. Di samping itu, hadirnya rumpon-rumpon yang hampir ada di setiap desa cukup mengkhawatirkan.