Malut.WahanaNews.co | Kondisi perekonomian global dan pandemi Covid-19 yang terjadi beruntun sejak 2020 menjadi tantangan cukup signifikan bagi ANTAM.
Perusahaan yang bergerak di industri tambang ini harus menghadapi situasi pasar yang porak-poranda serta fluktuasi harga saham yang bergerak tidak menentu. Sehingga, diungkapkan Elisabeth R.T. Siahaan, Direktur Keuangan & Manajemen Risiko PT ANTAM Tbk., agar tidak terjungkal, ANTAM mengambil langkah-langkah strategis yang telah diperhitungkan dengan matang.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
Di antaranya, melakukan inovasi dan pengembangan usaha melalui beberapa proyek strategis. Antara lain, proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim yang saat ini dalam tahap pengadaan pasokan listrik, bekerjasama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
ANTAM juga terlibat dalam inisiatif pemerintah dalam pengembangan hilirisasi nikel untuk baterai kendaraan listrik. Dalam proyek Pengembangan EV Battery ini, ANTAM bersama PT Industri Baterai Indonesia (Indonesia Battery Corporation/IBC) dan PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. telah menandatangani Framework Agreement terkait insiatif pengembangan proyek baterai kendaraan listrik (EV battery) terintegrasi. ANTAM dan IBC juga menandatangani perjanjian serupa dengan LG Energy Solution.
Selain itu, guna memperkuat hilirisasi bisnis nikel milik perusahaan, ANTAM pun bersiap melakukan spin-off sebagian segmen usaha pertambangan nikel yang berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara, kepada dua entitas anak usahanya, yaitu PT Sumberdaya Arindo (SDA) dan PT Nusa Karya Arindo (NKA). SDA dan NKA merupakan anak perusahaan terkendali yang dimiliki secara langsung aatupun tidak langsung 100% oleh ANTAM dengan segmen usaha di bidang pertambangan.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
“Aktivitas spin-off sebagian segmen usaha pertambangan nikel dilakukan sejalan dengan upaya ANTAM dalam pengembangan dan pengelolaan aset yang lebih optimal guna meningkatkan performa segmen nikel Perusahaan,” Elisabeth menjelaskan.
Selain itu, bagi sebagian segmen usaha pertambangan nikel, spin-off dilakukan sebagai upaya akselerasi pengembangan usaha perusahaan dengan manajemen yang fokus, kompetitif, dan agile, dalam mengevaluasi peluang bisnis serta kerjasama strategis untuk mendukung pengembangan bisnis nikel ANTAM di masa mendatang. Ini termasuk inisiasi pengembangan ekosistem industri EV battery untuk meningkatkan nilai tambah produk nikel dalam negeri.
Intinya, ditegaskan Elisabeth, dengan melaksanakan good mining practice serta menjalankan operational excellence di semua lini bisnis, ANTAM berupaya menjaga kepercayaan para investor, baik di domestik maupun internasional. Yaitu, dengan terus menunjukkan kinerja positif dan kesungguhan dalam mencapai target yang ditetapkan.