Damar mengatakan hingga kini program tersebut menunjukkan progres positif, seperti konsumsi penggunaan kompor listrik yang semakin besar dan KPM mulai merasakan penggunaan kompor listrik lebih murah dibanding LPG 3 kg.
Namun, PLN juga akan melakukan pendataan secara berkala sebagai evaluasi untuk dilakukan perbaikan dan pertimbangan pemerintah.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"PLN akan melaporkan data pemantauan dan evaluasi program uji coba kompor listrik di dua kota tersebut secara periodik untuk menjadi pertimbangan pemerintah dalam mengambil kebijakan selanjutnya," ungkapnya.
Diketahui, pemerintah berencana melakukan konversi LPG 3 kg ke kompor listrik. Uji coba sudah dilakukan Solo dan Denpasar dengan membagikan 1.000 paket kompor listrik di masing-masing kota.
Pemerintah juga berencana membagikan paket kompor listrik kepada 300 ribu rumah tangga yang menjadi sasaran tahun ini. Rumah tangga penerima paket kompor listrik ini adalah yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Paket tersebut terdiri dari satu kompor listrik, satu alat masak dan satu Miniature Circuit Breaker (MCB) atau penambah daya khusus untuk kompor listrik.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana menjelaskan harga paket kompor listrik tersebut sekitar Rp1,8 juta, sehingga jika sasarannya 300 ribu rumah tangga, maka anggaran yang dibutuhkan tahun ini sekitar Rp540 miliar.
Meski demikian, Rida mengatakan masih bisa ada perubahan. Sebab, ada masukan agar data kompor listrik yang dibagikan dinaikkan.[gab]