WahanaNews-Malut | Seiring dengan pertumbuhan pendapatan dan laba pada kuartal I/2022 di tengah kinerja positif bisnis emas, nikel, dan aluminium, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) melanjutkan proyek penghiliran produk tambang.
Volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung mencapai 370 kilogram (11.896 troy oz) pada kuartal I/2022.
Baca Juga:
Maraknya Penyalahgunaan Arus untuk 'Strum' Manusia, ALPERKLINAS Desak PLN Perketat Pengawasan
Volume tersebut naik 28 persen dibandingkan dengan produksi pada kuartal I/2021 sebesar 290 kg (9.323 troy oz).
Produksi feronikel ANTM pada kuartal I/2022 mencapai 5.681 ton nikel dalam feronikel (TNi) dengan penjualan mencapai 5.660 TNi
Sementara itu, produksi bijih nikel sebagai bahan baku feronikel mencapai 2,92 juta wet metric ton (wmt), naik 11 persen dibandingkan dengan kuartal I/2021 sebesar 2,64 juta wmt.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Soroti Ancaman 'Power Wheeling' dalam RUU EBET Prolegnas 2025
Untuk bauksit, ANTM membukukan produksi sebesar 469.332 wmt dengan volume penjualan 102.373 wmt.
Adapun volume produksi produk alumina pada periode ini mencapai 33.830 ton atau tumbuh 121 persen dari produksi kuartal I/2021 sebesar 15.315 ton.
Dalam rangka pengembangan penghiliran Antam, perusahaan melanjutkan penyelesaian proyek pembangunan pabrik feronikel berkapasitas 13.500 TNi per tahun yang berlokasi di Halmahera Timur, beserta dengan infrastruktur pendukung Pabrik yang telah memasuki fase konstruksi proyek.
Pada Maret 2022, Antam dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah menandatangani perjanjian jual beli tenaga listrik (PJBTL) terkait pengadaan pasokan listrik smelter feronikel Halmahera Timur untuk periode 30 tahun ke depan.
Terkait dengan penghiliran nikel untuk baterai listrik, ANTM bersama PT Industri Baterai Indonesia (IBC) dan PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd telah menandatangani kerangka kesepakatan terkait inisiatif pengembangan proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi.
ANTM dan IBC juga menandatangani perjanjian serupa dengan LG Energy Solution.
Sementara itu, ANTM turut fokus pada pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, dalam rangka penghiliran bauksit.
Proyek ini dikembangkan bersama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dengan kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGAR per tahun.
Antam tercatat memperoleh penjualan Rp9,75 triliun sepanjang kuartal I/2022, naik 5,81 persen year on year (yoy) dari Rp9,21 triliun pada periode yang sama pada 2021.
Penjualan domestik menjadi kontributor utama pendapatan Antam dengan nilai Rp7,42 triliun atau 76 persen dari total penjualan bersih.
Berdasarkan segmen komoditas, penjualan emas menjadi kontributor terbesar dengan nilai mencapai Rp5,88 triliun atau 60 persen.
Sementara itu, feronikel menyumbang Rp1,86 triliun atau setara 19 persen dari total pendapatan, bijih nikel Rp1,62 triliun atau 17 persen, serta segmen bauksit dan alumina Rp299,4 miliar atau 3 persen.
“Pada 2022, Antam kembali berfokus pengembangan basis pelanggan logam mulia di pasar dalam negeri seiring dengan naiknya kesadaran masyarakat dalam berinvestasi emas,” kata Sekretaris Perusahaan Antam Syarif Faisal Alkadrie, dikutip dari Bisnis, Minggu 22 Mei 2022.
Di sisi lain, beban pokok penjualan Antam per Maret 2022 turun menjadi Rp7,29 triliun dari Rp7,58 triliun per Maret 2021.
Hal ini membuat laba kotor Antam pun melesat menjadi Rp2,45 triliun dari sebelumnya Rp1,62 triliun.
Adapun laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp1,46 triliun pada kuartal I/2022.
Laba bersih tersebut melonjak 132,46 persen yoy dari Rp630,38 miliar pada kuartal I/2021.
[gab]