Malut.WahanaNews.co | Puluhan pohon mangrove yang berada di pesisir Teluk Ambon tepatnya di Pantai Desa Poka, kota Ambon, Maluku mendadak mengering dan mati.
Mangrove yang telah berumur belasan tahun itu mengering dan mati diduga karena tercemari limbah dari PLTD Poka yang hanya berjarak kurang lebih 20 meter atau hanya dipisahkan jalan raya.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Imbau Konsumen Percayakan Perbaikan dan Pemasangan Instalasi Listrik pada Ahlinya
Pohon yang menjadi penjaga dan pelindung Teluk Ambon ini mati dan terus mengering dalam dua pekan terakhir.
Tampak tanah dan air di lokasi itu telah bercampur dengan minyak. Bekas tumpahan minyak juga menempel di pohon mangrove yang mati.
Tak hanya itu di lokasi tersebut juga dipenuhi berbagai jenis sampah. Seakan lokasi mangrove tersebut menjadi tempat pembuangan sampah. Namun di sisi lain, tampak sejumlah aktivis lingkungan yang menamakan diri Kalesang Pulau sedang membersihkan berbagai jenis sampah di lokasi tersebut.
Baca Juga:
Energi Hijau Jadi Primadona, PLN Siapkan Solusi untuk Klien Raksasa Dunia
“Di sini ada bekas minyak yang sudah bercampur dengan air dan tanah,” kata koordinator Kalesang Pulau, Neon Sangadji saat sedang membersihkan sampah di kawasan itu.
Neon pun menduga banyak mangrove di kawasan itu mati lantaran tercemari limbah yang dibuang dari PLTD Poka.
“Dugaan kami mangrove ini mati karena tercemari limbah PLTD, buktinya di sini banyak bekas minyak,” ujarnya.
Di lokasi tersebut, sejumlah petugas PLTD Poka juga ikut membersihkan sampah di lokasi itu. Mereka juga mendatangkan satu unit mobil air untuk menyemprot bekas minyak yang menempl dan bercampur air dan tanah di lokasi itu.
Selain itu petugas PLN juga menyiram cairan kimia di lokasi tersebut. Terkait mengeringnya banyak pohon mangrove di kawasan itu, Pj Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena yang dikonfirmasi mengaku sangat prihatin dengan kejadian tersebut karena banyak mangrove di kawasan itu juga ditanam pemerintah kota Ambon.
Bodewin mengaku telah memerintahkan petugas dinas lingkungan hidup dan persampahan (DLHP) Kota Ambon serta petugas pamong praja untuk mengecek lokasi itu dan ternyata ada bekas minyak yang menempel dengan air dan tanah di lokasi itu.
“Kebetulan tadi saya lewat di situ dan saya kaget mengapa mangrove sudah mati. Saya kemudian perintahkan tim dari dinas lingkungan hidup dan Satpol PP turun cek dan menang air di situ sudah bercampur minyak,” ungkapnya.
Atas kejadian itu ia pun telah menghubungi general manager PT PLN Maluku-Maluku Utara untuk menanyakan hal tersebut, termasuk meminta pihak PLN untuk memperhatikan dan mengawasi lokasi itu agar mangrove agar tidak tercemari dan mati.
“Mangrove di situ kan pemkot juga tanam jadi kita sangat prihatin tiba-tiba banyak mangrove mati dan kering. Makanya saya tadi langsung telepon manager PLN, saya koordinasi agar bisa diawasi,” ujarnya.
Sementara itu Humas PT PLN Maluku-Maluku Utara, Hairul Hatala yang dikonfirmasi wartawan mengaku belum mengatahui penyebab hingga banyak mangrove di loaksi itu tiba-tiba mengering dan mati.
“Untuk kerusakannya tidak tahu dari limbah apa,” ujarnya. Ia mengaku saat ini pihak DLHP Maluku sedang melakukan uji sampel untuk mengetahui penyebab matinya mangrove di lokasi itu.
“Kalau untuk informasi bisa koorodinasi dengan DLHP provinsi. Karena hasilnya belum keluar jadi belum tentu itu (karena) limbah PLN,” ujarnya.[gab]