Malut.WahanaNews.co | LG Energy Solution berinvestasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah dalam pembangunan pabrik baterai Electronic Vehicle (EV).
Proyek grand package tahap kedua ini diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari Rabu (8/6). LG duet dengan BUMN yang menciptakan nilai investasi mencapai US$ 9,8 miliar atau Rp 142 triliun.
Baca Juga:
Jasa Marga Raih Penghargaan Bergengsi ‘Indonesia Most Powerful Women Awards 2024’
"Komitmen Kementerian Investasi /BKPM untuk terus mengawal proyek Grand Package dengan total investasi mencapai Rp 142 triliun tersebut, sampai terealisasi," kata Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Imam Soejoedi dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (11/6/2022).
Menurutnya ini merupakan wujud konkret dari kebijakan Menteri Investasi Bahlil Lahdalia untuk hilirisasi sumber daya alam dan peningkatan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia.
"Seperti yang disampaikan oleh Bapak Menteri Investasi kemarin, bahwa investasi hilirisasi ini akan memberikan nilai tambah sebesar US$ 5,18 miliar per tahun. Indonesia akan menjadi pemain utama dunia di industri baterai listrik ini," ungkapnya.
Baca Juga:
Buntut Kritik PSN PIK 2, Said Didu Penuhi Panggilan Polisi
Ia menambahkan dalam dua sampai lima tahun ke depan Indonesia akan mengekspor produk akhir yang bernilai tambah tinggi.
Investasi ini merupakan wujud kerja sama antara konsorsium LG dan konsorsium BUMN IBC, yang beranggotakan LG Energy Solution, LG Chem, Huayou, LX International, Posco, Mind ID, Antam, Pertamina Power, PLN.
Selain akan membuka lapangan kerja bagi 20.000 Tenaga Kerja Indonesia (TKI), proyek Grand Package ini, merupakan proyek skala besar yang dapat mendukung produksi baterai kendaraan listrik sebesar 3,5 juta unit dengan potensi sampai dengan 200 GWh/tahun.
Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho menjelaskan kemitraan antara BUMN dengan LG ini merupakan langkah strategis dalam mempercepat terwujudnya ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir di Indonesia.
"Dimulainya implementasi rencana tahap kedua ini merupakan salah satu wujud nyata dukungan dari pemerintah Indonesia. Selain itu, investasi ini juga akan berdampak positif dalam menumbuhkan titik pertumbuhan perekonomian yang baru di daerah," ujar Toto.
Proyek investasi industri baterai listrik terintegrasi ini dimulai dari pertambangan dan peleburan (smelter) nikel yang berlokasi di Halmahera, Maluku Utara. Industri pemurnian (refinery), industri prekursor dan katoda, industri daur ulang baterai serta perluasan industri sel baterai yang akan dibangun di KIT Batang, Jawa Tengah.
Sebelumnya, implementasi tahap pertama proyek industri baterai listrik terintegrasi ini telah terwujud melalui groundbreaking pembangunan pabrik sel baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat pada September 2021 lalu.[gab]