Malut.WahanaNews.co - PT PLN (Persero) mengungkapkan bahwa perseroan sudah menghilangkan rencana pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara sebesar 13 Giga Watt (GW) dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, penghapusan 13 GW PLTU batu bara ini sudah dilakukan perseroan sejak dua tahun lalu.
Baca Juga:
Jaga Pilkada Serentak, PLN UID Jabar Siagakan Lebih dari Empat Ribu Personil
Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya menuju Net Zero Emissions (NZE).
Hal itu sebagaimana ia sampaikan terkait pencapaian PLN dalam transisi energi di hadapan Presiden Joko Widodo dan pemimpin negara ASEAN lainnya di sela ASEAN-Indo-Pacific Forum 2023, Selasa (5/9/2023).
"PLN sebagai perusahaan listrik nasional dan kami sudah memulai perjalanan menuju Net Zero Emissions 2 tahun lalu, kami sudah menghilangkan 13 GW PLTU batu bara dari tahap perencanaan," ujar Darmawan, dikutip Selasa (5/9/2023)
Darmawan juga mengatakan bahwa perseroan sudah merilis target pembangunan proyek pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan dengan kontribusi sebesar 51,6% dalam 10 tahun ke depan.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
"Kami sudah memiliki rencana elektrifikasi terhijau dalam sejarah Indonesia, di mana tambahan 51,6% pembangkit listrik berasal dari energi baru terbarukan. Sekarang, kami mempercepat pembangunan energi terbarukan," jelasnya.
Namun demikian, dia mengakui, saat ini masih ada ketidakcocokan antara lokasi suplai dan permintaan listrik, di mana sumber pemintaan listrik berada di Pulau Jawa, sementara suplai energi terbarukan berada di daerah terpencil.
"Itu lah mengapa kami akan membangun super grid. Dengan super grid, kita mampu meningkatkan kapasitas pembangkit nasional sebesar 32 Giga Watt dari energi terbarukan," paparnya.