WahanaNews-Malut | Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ternate, Maluku Utara (Malut) menggelar simulasi penanganan korban kecelakaan laut di perairan taman Nukila Ternate untuk memastikan kesiapsiagaan tim di lapangan.
Kepala Basarnas Ternate Fathur Rahman, di Ternate, MInggu (25/9/2022) mengatakan, simulasi penanganan korban kecelakaan laut bertujuan untuk meningkatkan dan mengasah kemampuan serta ketrampilan "rescuer" pada penyelamatan korban di kedalaman air.
Baca Juga:
Kasus Izin Tambang Malut Didalami KPK, Lewat Istri Tersangka
Menurut dia, pihaknya menerjunkan sebanyak delapan orang "rescuer" yang mengikuti peningkatan kompetensi "rescuer", yakni pelatihan Public Safety Diving (PSD), khususnya pada perairan terbuka dengan keadaan yang berarus dan "visibility" (jarak pandang) terbatas, serta berbagai kecelakaan perairan dimana terdapat potensi membahayakan untuk dilaksanakan penyelaman.
Kegiatan Public Safety Diving atau penyelaman keselamatan masyarakat tersebut dilaksanakan selama 6 hari dari tanggal 19 hingga 24 September 2022 dan mendatangkan instruktur dari Basarnas Spesial Grup Basarnas pusat.
Dalam simulasi itu, tim diterjunkan ke laut sekitar pukul 18.45 WIT, menyusul telah terjadi kecelakaan kapal nelayan yang mengalami kebocoran dan dinyatakan tenggelam di perairan Ternate.
Baca Juga:
Putri Indonesia Malut 2022 Akui Terima Uang Rp200 Juta dari Eks Gubernur Malut
Kapal tersebut berlayar dengan rute dari Pelabuhan semut Mangga Dua Ternate menuju ke Sofifi, ibukota Provinsi Malut. Basarnas Ternate mendapatkan laporan tersebut pada pukul 19.00 WIT melalui pemilik kapal bahwa kapal tenggelam dengan membawa 12 orang, di mana 10 orang berhasil diselamatkan oleh kapal niaga dan telah dievakuasi ke RSUD Umum Daerah Ternate.
Lalu, tim rescue Basarnas langsung bergerak untuk melakukan operasi pencarian dua korban yakni Mike (42 tahun) dan Zulu (31 tahun), demikian Fathur Rahman.[gab]