Malut.WahanaNews.co | Sejumlah kapal pelayaran dari pelabuhan Kota Ternate, Maluku Utara terpaksa menunda keberangkatan karena cuaca ekstrem.
Penundaan ini mengingat pemberitahuan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Nomor: UM.003/5/4/KSOP.TTE-2022 tertanggal 21 Februari 2022.
Baca Juga:
BMKG Perkirakan Sebagian Besar Wilayah Sulawesi Utara Akan Mengalami Cuaca Ekstrem
Ada pun trayek kapal yang dilakukan penundaan yakni: Ternate-Morotai, Ternate-Sanana, Ternate-Manado, Ternate-Bitung dan Ternate-Batang Dua.
Ini dilakukan oleh karena kondisi tinggi gelombang mencapai 2,5 hingga 4 meter dengan kecepatan angin 3 sampai dengan 20 knots arah barat ke timur.
Kasi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli KSOP Ternate Miraza Polpoke mengatakan batas penundaan pelayaran tersebut belum diketahui.
Baca Juga:
Siklon Tropis Yinxing Terpantau Dekati Indonesia, Ini Wilayah yang Terancam Cuaca Ekstrem
"Kami belum bisa pastikan penundaannya sampai kapan, karena kami selalu berpatokan dengan prakiraan cuaca pelayaran yang dikeluarkan BMKG," ujarnya.
Ia menuturkan, penundaan ini juga berlaku untuk kapal-kapal penumpang lokal, Feri, Perintis, Landing Craft Tank (LCT), SPOB, dan kapal-kapal rakyat terutama rute tujuan Morotai, Sanana, Manado, Bitung, Batang Dua (Mayau dan Tifure).
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Babullah Ternate Djoko Sumardiono, menjelaskan terdapat pertemuan angin pada wilayah utara Papua berakibat wilayah Maluku Utara.
Dampak cuaca tersebut membuat Maluku Utara mengalami hujan sedang hingga lebat yang berpotensi angin kencang dengan kecepatan 15 sampai dengan 40 knot.
Wilayah dengan kategori waspada hujan lebat disertai angin kencang yaitu Pulau Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Tengah, Halmahera Timur, Halmahera Barat, dan Halmahera Selatan.
Dampak dari cuaca buruk ini, menurut Djoko, dapat berpeluang terjadi banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, jembatan putus, dan dampak negatif lainnya.
"Untuk itu diimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dan selalu bersihkan drainase yang ada. Sebagai langkah antisipasi bagi warga yang tinggal di tebing atau bukit yang rawan longsor, sebaiknya dapat meninggalkan rumahnya dan tinggal di keluarga terdekat yang jauh dari tebing bukit serta memperhatikan aliran sungai. Jika air naik segera mencari tempat yang aman karena dikhawatirkan akan terjadi banjir bandang," ucapnya.
Ia menambahkan, masyarakat pengguna jasa transportasi laut agar tidak memaksakan diri untuk berangkat, karena kondisi gelombang di hampir sebagian besar wilayah Maluku Utara yang masih signifikan.[gab]