WahanaNews-Malut | Erupsi Gunung Semeru kembali terjadi sehingga statusnya naik menjadi Level 3 atau berstatus Siaga. Akibatnya, pencarian korban pun dihentikan sementara.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani menyampaikan, Gunung Semeru kembali memuntahkan luncuran awan panas sejauh 4,5 kilometer dari kawah puncak pada Kamis, (16/12/2021).
Baca Juga:
Wisatawan Indonesia Meningkat Tajam, 731 Ribu Perjalanan ke Luar Negeri di Oktober 2024
"Kegempaan didominasi oleh gempa letusan, hembusan, dan guguran, dengan jumlah gempa guguran meningkat dalam dalam tiga hari terakhir sebanyak 15 sampai 73 kejadian per hari dari rata-rata delapan kejadian per hari sejak tanggal 1 Desember 2021," tutur Andiani saat konferensi pers, Jumat (17/12/2021).
Menurut Andiani, terpantau aktivitas awan panas guguran Gunung Semeru masih berpotensi terjadi lantaran adanya endapan aliran lava atau lidah lava dengan panjang aliran kurang lebih 2 kilometer dari pusat erupsi.
Aliran lava tersebut masih belum stabil sehingga berpotensi terjadi longsor, terutama di bagian ujung alirannya.
Baca Juga:
Bukan Awan Biasa, BMKG Klarifikasi Fenomena Langit Jakarta yang Memukau
"Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Semeru. Didukung data dari BMKG diperkirakan musim hujan masih akan berlangsung selama tiga bulan ke depan," jelas dia.
Ada Potensi Secondary Explosion
Lebih lanjut, secondary explosion juga berpotensi terjadi di sepanjang aliran sungai apabila luncuran awan panas menyentuh air sungai.
"Mengingat kegiatan Gunung Api Semeru masih tinggi dan telah terjadi peningkatan jarak luncur awan panas guguran, serta aliran lava, maka Badan Geologi menyatakan tingkat aktivitas Gunung Semeru dinaikkan dari level Waspada atau Level 2 menjadi Siaga atau Level 3 terhitung mulai tanggal 16 desember 2021 pukul 23.00 WIB," Andiani menandaskan. [afs]